RSS

Sistem kadang berjalan apa adanya, kita tak pernah terpikir untuk mengubahnya. Sistem adalah sesuatu yang membantu, pembantu yang berkuasa. Dunia adalah sistem itu. Sejenak berpikir kritis, dunia yang kelam perlahan beranjak estetis.

Mama, You're My Everything


Kasih ibu kepada beta tak terkira sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagaikan surya menyinari dunia.

                Mentari belum seutuhnya menyingsing, baru semburat sinarnya di ufuk timur. Dalam dingin kala Subuh mengetuk mata dan telingaku, bukan karena geliat angin di pagi hari yang coba menyingkap selimutku, juga bukan karena kokok beberapa ayam jago yang seakan saling bersahutan. Mata dan telingaku yang bawa hatiku terbuka di tiap pagi. Suara riuh rendah gelas yang beradu, juga air sumur yang berkecipak di baskom berisi beras. Kulihat di sana, di dapur sederhana itu. Mama, kau sumber geliat pagi hariku.
                Hampir tak pernah kulihat raut cemberut meski diriku kadang tak menurut. Hampir tak pernah kudapati langkahmu gontai walau diriku banyak santai. Hampir tak pernah kutemui sosokmu yang diam karena diriku sering menggumam. Pagi adalah saksi betapa cekatannnya dirimu membuka hari. Bagiku dua roti tawar berisi meses di tengahnya serta segelas susu penuh cinta darimu. Sedangkan ayah cukup dengan sepiring nasi goreng beserta segelas kopi maupun teh hangat. Tak pernah kami meminta atau menawar. Tapi kami bahagia dengan sambutan sajianmu di hampir tiap pagi. Mama, kau pembuka tiap hariku.
                Teringat dulu saat diriku masih nakal, meski sekarang sepertinya tak berubah, mama jarang meluapkan amarahnya. Hanya saat kelewat batas, mama marah. Tapi itupun tak akan lama, hanya sekelebat lalu lewat. Teringat juga saat aku sakit. Betapa kurasakan sayang mama yang sangat besar. Cintanya dalam setiap belai dan usapnya. Teringat juga saat aku mengalami kecelakaan. Mama yang dengan sabar merawatku, mengobati, dan juga mengganti perbanku. Kini, mungkin mama belum bangga akan diriku, belum menemukan apa yang diinginkan dariku. Tapi aku yakin mama akan tersenyum karenaku saat momen indah itu tiba. Mama, kau semangat untuk setiap hariku.
                Waktu kian cepat berlalu, bulan dan tahun berputar tanpa kenal lelah. Sosokmu kian berubah, tenagamu kian melemah. Aku tahu dan aku paham, aku yang kini satu-satunya yang kau harap. Tiap hari doa tak pernah berhenti untukmu. Tiap hari aku selalu berharap senyum darimu. Tiap hari aku berusaha bawamu ke tempat tertinggi bahagiamu. Hari ini Hari Ibu, tapi bagiku tiap hari adalah Hari Ibu. Hari-hariku dalam peluk sayangmu, hari-hari dalam samudera cintamu. Aku sadar semua pengorbananmu saat kubaca sebuah kalimat “Pekerjaan yang paling berharga adalah menjadi seorang ibu, karena dibayar dengan cinta”. Mama, dengan waktu yang semakin berkurang aku ingin sampaikan cintaku untukmu. Cinta yang mungkin tak sanggup mengganti semua yang kau curahkan untukku juga keluarga. Mama, maafkan aku untuk salahku. Sayangku untukmu. Mama, you’re my everything.
Baca SelengkapnyaMama, You're My Everything

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tak Sekedar Melihat

            Daun itu hijau, zebra cross itu putih, dan air itu tak berwarna. Bagaimana kita tahu itu? Jawabnya satu, yaitu dengan melihat. Melihat dengan mata tak perlu bimbingan orang tua, berbeda dengan berjalan maupun berbicara. Dari bangun di pagi hari hingga tidur lagi di malam hari, melihat terkadang membawa dampak yang sangat dalam kepada hidup kita.
            Bagi anak-anak, melihat adalah awal dari apa yang mereka lakukan, children see children do. Tentu kita sendiri merasakan itu. Dulu ketika masa kanak-kanak kita sering meniru apa yang orang lain lakukan, terutama orang tua kita. Kita juga belajar mengenal lingkungan. Itu semua diawali dengan melihat. Kini para pemuda bergerak membangun bangsa juga diawali dengan melihat. Melihat keadaan negeri yang kelewat parah. Parah karena beberapa pejabat tak lagi bisa melihat.
             Di lain hal, melihat tak sama dengan mengamati. Titik perbedaannya ada pada seberapa banyak kita dapat mengambil informasi dari sebuah objek. Contoh sederhananya adalah tangga yang sering kita lewati, entah di tempat kerja maupun kampus. Dengan melihat, kita sekedar tahu bahwa tangga tersebut sudah kusam karena memang sudah lama atau anak tangganya yang terlalu tinggi untuk satu langkah. Namun lain halnya saat kita mengamati. Kita tahu persis berapa jumlah anak tangganya, anak tangga mana yang banyak bagian keropos (bisa diperkirakan bagian itu yang paling sering mendapat tekanan besar dari kaki), atau pegangan sebelah mana yang penuh dengan debu (bagian itu mungkin rapuh sehingga jarang disentuh). Cukup dengan pengamatan sederhana, kita akan dapatkan informasi yang cukup melimpah.
            Dari mata turun ke hati, kalimat ini tentu sudah tak asing lagi. Mengamati juga dapat diartikan sebagai melihat yang dilakukan dengan hati, tak lupa juga disertai rasa senang. Banyak contoh sukses yang kita tahu dari mengamati. Para pengusaha sukses karena pengamatan pasar yang mereka lakukan menghasilkan informasi berharga untuk usaha mereka. Atau contoh lain para polisi. Mereka berhasil memecahkan kasus-kasus sulit karena mengamati TKP dengan seksama untuk mencari bukti-bukti. Namun dalam masyarakat, mengamati terkadang masih dianggap hal yang remeh-temeh. Banyak orang menganggap hal ini kurang kerjaan.
              Tak sekedar melihat, hidup juga tak sekedar melihat. Almarhum Mbah Maridjan besar dengan cara mengamati. Pada kenyataannya, Mbah Maridjan tak mau disebut sebagai juru kunci. Beliau hanya melaksanakan perintah dari Kasultanan Ngayogyakarta. Bukan dengan mistik maupun klenik. Tapi dengan pengamatan. Beliau mengamati tanda-tanda alam di sekitar Gunung Merapi lalu menjadikannya sinyal. Seperti ketika Merapi sudah bergejolak, namun Mbah Maridjan tidak melihat hewan-hewan turun gunung, beliau tidak akan mau untuk turun mengungsi. Beliau berpegang teguh pada alam dengan jalan melihat memakai hati tanda-tanda yang ada.
                Melihat dan mengamati mengambil porsinya masing-masing. Kedua hal ini hendaknya diterapkan untuk waktu yang tepat. Meski begitu, tak ada salahnya seseorang sangat maniak dalam mengamati. Begitu juga kita, tak pantas untuk menyalahkannya. Pribadi masing-masing berbeda. Tapi yang pasti, mengamati adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang mungkin berguna di masa depan.
Baca SelengkapnyaTak Sekedar Melihat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Politik Itu Amfoter

Akhirnya setelah hampir setengah tahun vakum dari ngeblog, kini bisa nulis lagi. Bertepatan dengan suasana akhir tahun yang penuh aura politik, jadi nggak ada salahnya mengungkapkan sedikit pendapatku tentang politik. INI HANYA OPINI PRIBADI, tidak ada maksud menyerang atau menjatuhkan pihak manapun. Maaf jika nantinya ada pihak yang merasa tak nyaman atau tersinggung dengan sekilas pendapat ini.
===========================================
Politik itu amfoter. Mungkin banyak yang tahu arti kata “politik”, dari anak TK hingga pejabat setengah hebat pasti paham maksud kata ini, tentu dengan ideologi masing-masing. Namun tahukah arti kata “amfoter”? Dalam bidang kimia, amfoter adalah sebutan untuk unsur atau zat yang dapat bersifat asam maupun basa. Bisa dibilang berkepribadian ganda. Jadi “Politik itu amfoter” berarti politik punya dua kepribadian.
Amfoter dalam kenyataannya hampir tak mungkin netral, selalu bersifat asam atau basa, tak ubahnya politik. Politik akan mengayomi mayoritas, cenderung tak berpihak pada minoritas. Politik pada dasarnya adalah kepentingan suatu kelompok untuk memperbaiki atau menjadikan kehidupan di sekitarnya menjadi lebih baik. Dasar yang sangat baik, namun dengan menyertakan kata “kelompok”, tak dapat dipungkiri politik hanya mengakomodasi kelompok dengan masa yang besar.
 Dalam praktek sederhananya, politik digunakan sebagai jalan untuk mengunggulkan “kader”nya, juga pemimpin dari kelompok mereka. Menilik tauladan yang tentu kita tahu, pemimpin bukanlah seseorang yang diajukan untuk dipilih, tapi seseorang yang dipilih tanpa diajukan. Namun di negeri ini, tak mungkin seseorang pemimpin dipilih tanpa mengajukan diri (dengan dalih demokrasi). Pemimpin sejati hendaknya dipilih dengan hati, bukan dengan masa. Kemampuan dipilah, selanjutnya dibandingkan dengan kelemahan. Lalu musyawarah jalan untuk memutuskannya (seperti yang DPR iklankan karena musyawarah adalah ciri Indonesia). Dimulai dari kelompok paling bawah kemudian naik hingga ke pusat, lalui dengan musyawarah. Meski lama, tapi itu tuntunan agama.
Secara pribadi, kita tak tahu apa yang akan terjadi di esok hari. Begitu juga realisasi dari visi-misi selama politik berlangsung. Tak pernah kita tahu janji-janji selama kampanye (kalau bisa disebut kampanye atau riak) apakah akan semua terwujud. Sebagai insan beriman, husnudzon harus nomor satu. Tapi waspada dan berjaga juga tak salah.
Pada intinya, pemilihan dalam politik itu tak salah. Tapi alangkah lebih baik dimulai dengan musyawarah. Ketika musyawarah tak menemui hasil, dilanjutkanlah dengan voting. BUKAN VOTING LALU MUSYAWARAH. Cobalah untuk keluar dari mainstream. Bukan berarti kita melawan mainstream. Tapi cukuplah berjalan bersisian dengan melalui jalan yang lain. Kenapa takut beda?! Kita pemuda. PEMUDA PENGGERAK PEMBAHARUAN!!!!!
Baca SelengkapnyaPolitik Itu Amfoter

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 Agustus 2011

Ada apa dengan tanggal 5 Agustus 2011? Hari itu bertepatan dengan tanggal 5 Ramadhan 1432 H. Sebenarnya sih hari itu biasa-biasa aja, hanya ada rencana untuk buka bersama dengan kedua sahabatku Erwin Kurniawati dan Asmarachma Mita Maula, dengan bosnya (yang nraktir) yang paling tua diantara kami :D

Tempat yang kami pilih untuk buka bersama adalah tempat makan di daerah Tamansiswa. Kalau hari biasa sih sepi, tapi begitu bulan Ramadhan pasti rame. Untung aku dan Mbak Erwin datang tepat waktu jadi masih bisa milih-milih tempat yang belum di-booking. Kami langsung pesan 3 paket makan. Waktu itu Mita nyusul dari kampus karena jadi panitia ospek.

Adzan Maghrib berkumandang, langsung kami santap ayam bakar dengan sambalnya yang hot banget. Biasa lah, makannya juga sambil ngobrol-ngobrol. Harus diakui sih, aku agak dicuekin sama mereka soalnya yang diobrolin seputaran kampus mereka, maklum lah mereka sekampus. Ya aku nikmatin makananku aja sepuas-puasnya. Selesai makan, langsung bayar, dan bawa pulang beberapa dos ayam juga, langsung menuju masjid yang kebetulan ada di depan tempat makan itu.

Ternyata dua teman saya ini lagi nggak solat, oke deh saya solat sendirian. Setelah itu Mita ngajakin pergi, nyari tempat buat foto-foto katanya. Kemana nih kemana nih? Pada bingung nentuin tempat. Akhirnya jatuhlah pilihan yaitu di Alun-Alun Kidul. Maklum disana kalau malem rame, banyak sepeda gandeng sama becak kayuh yang dihiasi lampu kerlap-kerlip. Dan kami langsung capcus kesana.

Setelah parkir kami langsung jalan-jalan. Tertariklah kami nyewa salah satu kendaraan yaitu becak kayuh yang penuh dengan lampu kerlap-kerlip. Harus diakui walaupun rumahku deket banget dari Alun-Alun Kidul tapi ini pertama kalinya juga aku maen becak kayuh. Setelah tawar-menawar dengan abangnya dapatlah kami harga 30 ribu untuk 3 kali putaran alun-alun. Ada dua pasang pedal, satu setir, dan salah satu dari kami harus nyetir sambil ngayuh pedalnya. Putaran pertama yang nyetir Mita, aku ngayuh dan duduk di sebelahnya, sementara Mbak Erwin duduk di depan sendiri bebas menikmati pemandangan malam (kayak ndoro). Putaran kedua formasi masih tetap sama. Putaran ketiga formasi mulai berubah. Giliranku yang bertugas sebagai pengemudi utama (nyetir+ngayuh), sebagai pengayuh kedua Mbak Erwin, dan Mita gantian duduk di depan. Aku kikuk banget nyetirnya, malahan hampir nabrak mobil dan nabrak orang, hahaha. Tiga putaran selesai. Jangan salah, capek juga lho ngayuh 3x putaran full, serasa betisnya udah kayak tukang becak beneran :D

Kemudian kami putuskan untuk cari yang anget-anget, yaitu wedang ronde. Kami duduk lesehan di pinggir alun-alun. Sempat kami dihampiri pengamen 2x, entah karena saking lamanya duduk disitu. Tak lupa lah pasti ada sesi foto-fotonya disitu, tiga-tiganya narsis sih dasarnya. Minum ronde selesai, bayar, dan kami jalan-jalan di lapangan rumput alun-alun. Ngapain? Ya jelas foto-foto lagi. "Mumpung baterai kameranya masih penuh", kata Mita. Sekitar jam 19.45 kami putuskan untuk pulang ke rumah.

Seneng banget rasanya malam itu. Ya walaupun cuma makan bareng, maen bareng, foto-foto, tapi kalau dilakukan bareng sahabat pasti rasanya menyenangkan dan mengesankan. Tapi gara-gara itu aku jadi nggak bisa ikut solat tarawih berjamaah deh, kehilangan pahala (yang ini jangan ditiru). Intinya malam itu perut kenyang dan galau hilang :)

Mita - Aku - Mbak Erwin :)
Baca Selengkapnya5 Agustus 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berpikir Nyata Melalui Dunia Maya

Siang malam ku selalu menatap layar terpaku untuk online, online, online, online. Jari dan keyboard beradu, pasang earphone dengar lagu, aku online, online, online, online
(Online-Saykoji)

Sepenggal lirik lagu di atas merupakan cerminan nyata masyarakat dewasa ini. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa perkembangan teknologi era modern, terutama internet, telah mengubah arus dan gaya komunikasi. Dahulu saat internet masih merupakan barang mahal, face to face secara langsung adalah cara komunikasi yang sangat lumrah di tengah masyarakat. Namun kini sejak kemajuan era cyber, gaya komunikasi masih bertahan dengan face to face, hanya bedanya terdapat sekat di antara face yaitu dunia maya. Seperti yang diucapkan orang-orang, “internet mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. Secara nyata, dapat dilihat banyak orang berkomunikasi lewat jendela chat padahal tempat duduk mereka terpisah tak lebih dari satu meter.
             Perubahan tak hanya terjadi pada gaya komunikasi, namun internet telah mengubah level pendidikan di Indonesia. Pendidikan telah mengalami kemajuan jika dilihat dari sisi teknologi. Para penggiat pendidikan kini memanfaatkan internet atau cyber sebagai ruang kelas kedua. Mereka sering memberi materi pelajaran secara online. Selain itu berbagai macam pengetahuan dapat diakses melalui dunia maya. Dari jurnal lokal hingga internasional ada di sana. Hal ini tentu dapat menambah wawasan serta ilmu para pecinta pendidikan. Mereka tak hanya mendapat materi dari guru atau dosen yang cenderung monoton, namun juga memperoleh ilmu dari dunia maya yang luas. Namun cyber baiknya jangan hanya dijadikan lumbung tapi juga harus menjadi inspirator. Hal yang didapat dari sana hendaknya diterapkan di dunia nyata guna kemajuan pendidikan Indonesia yang sebenarnya. Jika ini dilakukan, kelak Indonesia akan menggaung lagi di telinga internasional seperti beberapa dasawarsa yang lalu.
            Era cyber sekarang hadir dengan manfaat serta keburukan. Namun yang penting bagaimana manfaat dan keburukan itu dapat kita manage. Seperti dalam pendidikan, cyber menjadi salah satu sumber ilmu untuk memajukan pendidikan Indonesia. Cyber-education adalah pilihan alternatif di era global ini. Selain itu cyber-education akan membawa kita untuk berpikir nyata dalam mengembangkan ilmu melalui sebuah dunia yang sangat luas, yaitu dunia maya.
Baca SelengkapnyaBerpikir Nyata Melalui Dunia Maya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Fakta Menarik

Sekedar mau share aja nih. Liat dari salah satu kuis di TV, bermanfaat banget bisa memperluas wawasan. Ini dia sedikit fakta menarik di sekitar kita :

1. Tentang Bersin. Ketika kita bersin , mata kita secara reflek akan menutup dan jantung kita akan berhenti sesaat.Kecepatan bersin kita bisa mencapai lebih dari 160 km/jam , sangat cepat.

2. Ular ternyata tuli
Fakta tersebut mengejutkan, karena banyak kita lihat ular-ular menari ketika sang pawang meniupkan suling. Ternyata hal itu bukan disebabkan karena ular mendengarkan nada-nada yang keluar dari suling, melainkan karena melihat si pawang meliuk-liukkan suling tersebut sehingga ular ikut menari.

3. Banteng ternyata buta warna
Ketika sang matador membawa kain berwarna merah, banteng seakan-akan marah dan terus mengejar matador sehingga kita menganggap bahwa banteng akan marah ketika melihat warna merah. Padahal sebenarnya tidak. Banteng merasa sang matador "menggoda" nya dan banteng akan marah. Sebenarnya dengan kain warna apapun, jika kita berlaku seperti matador yang menggoda banteng, banteng tetap akan marah.

Mungkin udah banyak yang tahu, sekedar share aja buat yang belum tahu. Semoga bermanfaat dan tunggu fakta-fakta menarik selanjutnya :)
Baca SelengkapnyaFakta Menarik

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jogjaku ...

Jakarta, ibu kota negara kita tercinta tiap hari tak luput dari yang namanya kemacetan. Dan hal tersebut sepertinya akan menular ke kota-kota yang lainnya, termasuk Yogyakarta.

Hari ini saja, selama perjalanan pulang dari suatu tempat, saya sudah mengalami banyak kemacetan. Pertama di perempatan Jalan Hayam Wuruk sebelah timur, antrian mobil panjang sekali padahal jalannya sangat sempit. Kedua di pertigaan jalan Sultan Agung (dekat Superindo), jarak lampu merah yang sebelah barat jauh dengan simpangan dari utara, sehingga ketika yang dari utara sudah hijau, mobil dari barat masih mengantri berjalan. Yang ketiga di pertigaan setelah Gondomanan, kasusnya sama seperti yang kedua. Kemudian di Jalan Ibu Ruswo, masalahnya ada pada jalan yang sempit. Dan terakhir di Jalan Wijilan (di depan warung-warung gudeg), banyak mobil parkir di pinggir jalan, sehingga jalan yang kecil bertambah sempit.

Belum lagi waktu jam-jam berangkat sekolah, dimana-mana macet. Yang paling menyebalkan di perempatan Gondomanan (sebelah selatan), bisa sampai menunggu 3x lampu merah. Mungkin masih ada tempat lain yang macetnya bisa dibilang parah. Bisa dibayangkan, dengan semakin mudahnya prosedur ataupun kredit untuk membeli kendaraan (terutama motor), akan semakin banyak jumlah motor, dan akibatnya jalan semakin macet dan ruwet.

Kasian Jogjaku. Sekarang mengendarai motor rasanya sangat meletihkan (kalau nggak kepepet nggak bakal keluar rumah bisa-bisa). Yah semoga kemacetan nggak tambah parah, bisa diatasi. Biar semua pengendara merasa nyaman :)
Baca SelengkapnyaJogjaku ...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Panduan Wisata Anda

Klik disini, ikutan kuisnya. Mudah kok, sambil menyelam minum air (halah). Sambil jawab pertanyaannya, skalian bisa nambah wawasan tentang tempat wisata mana aja yang ada di Indonesia. Jadi bisa buat referensi tempat liburan, nggak cuma itu-itu aja :)Link
Baca SelengkapnyaPanduan Wisata Anda

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Are You Smart??!!

Seberapa pintarkah kamu??? Seberapa besar jiwa detektifmu??? Coba jawab pertanyaan ini dan lanjutkan SAHABAT

Buka pakai winRAR ya..........enjoy it ^_^
Baca SelengkapnyaAre You Smart??!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dear My Sweet Friend

                Mungkin saat itu aku tak tahu apa yang kau rasa. Aku juga tak paham apa yang kau mau. Walau aku sahabatmu, tapi entah kenapa masih ada hal yang tak aku tahu. Ya, seperti hatimu itu. Andai aku dapat memutar waktu, akan kuputar waktu agar hal itu tak terjadi. Hal yang sedikit membuatmu kecewa kepadaku. Hanya maaf yang dapat aku ucapkan.
                Masih kuingat saat awal aku melihatmu. Tak pernah kusangka kau akan jadi sahabatku. Saat itu kau nampak tak jauh beda dengan teman-teman yang lain. Kau tak ubahnya seperti teman yang aku tahu namanya lalu lupa di keesokan hari. Saat itu aku hanya melihatmu sama dengan yang lain. Di depan kelas di kala siang, saat kau asyik bercanda dengan yang lain. Aku hanya melihatmu dan bertanya kepada temanku, “Namanya siapa?”. Hanya itu. Hanya itu hal yang mungkin jadi awal kenapa semua bisa berubah. Waktu itu mungkin aku hanya tahu namamu, tapi aku tak mengenalmu. Memang, kau seperti yang lain.
                Hari berganti hari, saat minggu pun enggan berhenti. Sedikit demi sedikit aku mulai tahu siapa dirimu. Bisa dibilang kau tenar di kelas. Tapi saat itu entah kenapa aku sedikit tak suka kepadamu. Mungkin hanya keirianku saja atau hanya pemikiran salah tentangmu. Hari terus berganti dan aku mulai sering mengobrol denganmu. Mulai dari hal kecil hingga hal tak penting pun kadang jadi bahan obrolan. Entah apapun itu.
                Keluh kesah sering kau ungkapkan padaku. Canda tawa kerap mengalir di sisi sang waktu. Kau yang dulunya hanya biasa. Kini telah menjadi sahabat luar biasa. My sweet friend. So difficult to find person like you. Tapi bagaimanapun sahabat kadang tak lepas dari perselisihan. Perselisihan yang kadang munculkan jarak di antara kita. Ingatkah dulu kita pernah tak saling bicara selama beberapa hari? Saat itu aku hanya ingin tahu bagaimana perasaanmu, dan akhirnya aku pun menyesal. Aku tak sanggup melihatmu sedih. Aku tak ingin hatimu muram seperti saat ini. Lebih baik kau tahu semuanya tanpa aku beri tahu daripada aku sedih karena melihatmu sedih.
                Kini kau sedikit marah padaku. Maaf yang hanya bisa kukatakan. Tapi karena hal ini, akhirnya aku tahu satu lagi hal lain yang tersembunyi darimu. Akan kucoba lebih mengerti arti sahabat. Akan kupahami apa yang tak kutahu darimu. Aku salah dan aku minta maaf. I hope we can smile together again. Use our wings to fly come to the friendship’s shine. You, my sweet friend forever.
Baca SelengkapnyaDear My Sweet Friend

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hukum Uang di Indonesia

                Pernahkah Anda sangat muak terhadap sesuatu? Sesuatu yang dulu sangat Anda banggakan namun ternyata kini sangat Anda benci. Mungkin tak semua orang setuju dengan pendapat saya ini. Namun paling tidak, emosi bisa sedikit tercurahkan.
                Indonesia yang dulu sangat disegani dunia, kini telah berubah menjadi “budak” yang dapat diatur sesuka hati oleh pihak lain. Tak hanya negara, namun juga pemerintahannya. Pemerintah yang harusnya mengayomi rakyatnya, ternyata sekarang hanya mengayomi pihak “beruang”. Semua hal bisa dibeli, tak terkecuali hukum. Dalam UUD’45 Pasal 27 (1), sudah jelas bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum. Entah rakyat kecil, pengangguran, ataupun pejabat sekalipun, semuanya sama. Tapi di Indonesia, hukum telah diamandemen. Perubahan yang nyata dari Undang-Undang Dasar yang sangat dibanggakan rakyat menjadi Ujung-Ujungnya Duit yang kini sangat dipuja oleh kaum konglomerat. Rakyat makin melarat, beberapa konglomerat makin “bejat”.
                Hukum Uang, mungkin itulah yang cocok untuk menyebut hukum di Indonesia. Hukum tak pandang bulu dalam memangsa. Hukum hanya memandang uang, jabatan, serta nama. Beberapa kasus telah memberikan bukti. Masih teringat kasus seorang nenek yang mengambil tiga buah kakao di ladangnya sendiri. Memang kakao itu milik perusahaan yang menyewa ladang itu. Namun tak punyakah hati perusahaan itu? Si nenek telah meminta maaf, namun perusahaan tetap membawanya ke meja hijau. Dalam sudut pandang hukum, nenek itu memang bersalah. Tapi dari sudut pandang hati nurani, perusahaan itu sangat miskin hati. Kasus lain yang sedang hangat dibicarakan adalah curhat seorang Alanda Kariza. Sang ibu menjadi terdakwa kasus Bank Century. Lewat curhatan Alanda kita dapat melihat bahwa sang ibu sebenarnya tak tahu apa-apa tentang kasus itu. Sang ibu hanya menjalankan perintah atasannya. Namun di pengadilan, sang ibu dituntut 10 tahun penjara. Sedangkan atasannya yang “beruang” hanya 7 tahun penjara.
                Kita tak bisa hanya menyalahkan pemimpin negeri. Tapi kita juga tak salah untuk mengkritik pejabat “beruang” itu. Terbayangkan Indonesia yang sangat miskin, tak ada orang kaya di sana. Masih mungkinkah Hukum Uang berlaku? Di dunia, kadang hukum terasa tak adil. Tapi di akherat, hukum paling adil pasti berlaku.
Baca SelengkapnyaHukum Uang di Indonesia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nurdin vs Noordin

Artikel berikut bukan bermaksud untuk memihak atau menyerang salah satu pihak. Ini hanya sekedar opini atau unek-unek mengenai masalah yang sepertinya sulit untuk dihilangkan dari Indonesia. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

              Mungkin sepintas sepakbola dan teroris tak punya hubungan apapun. Namun ada sedikit persamaan di antara mereka, salah satunya adalah jumlah orang yang terlibat. Entah itu yang terlibat langsung di lapangan, maupun yang berperan di belakang layar. Penonton sepakbola sangat banyak. Begitu juga korban para teroris pada umumnya juga cukup banyak. Jika kita membahas sepakbola dan teroris di Indonesia, tentu kita akan sampai pada dua nama, Nurdin Halid dan Noordin M Top. Siapa sich yang tak tahu mereka? Nurdin Halid, Ketua PSSI yang sudah lama menduduki jabatannya. Sedangkan Noordin M Top disebut-sebut sebagai salah satu “petinggi” para teroris. Jika dibuat sebuah perbandingan sederhana, Nurdin dan Noordin memiliki perbedaan dan persamaan.
           Dimulai dari perbedaan mereka. Nurdin yang telah lama menduduki jabatan sebagai Ketua PSSI hanya mementingkan diri dan kelompoknya sendiri. Walau dia selalu berkata di depan media bahwa semua itu demi Indonesia, namun tetap saja tak ada bukti nyata dari semua ucapannya. Dia juga bersikeras tak mau turun dari jabatannya padahal hampir seluruh pecinta sepakbola Indonesia berseru “Nurdin Turun”. Beda Nurdin, beda pula Noordin. Seperti yang kita tahu, Noordin merupakan buronan kelas atas. Gerakan yang dia dan anak buahnya lakukan sekilas terlihat hanya untuk “mempopulerkan” organisasinya. Namun nyatanya teror yang mereka lakukan berpihak kepada pihak yang tertindas, teror demi perjuangan. Tak ada yang menyeru “Noordin Turun”. Justru Noordin tumbang karena penggrebekan yang dilakukan oleh Densus 88.
              Sedangkan persamaan yang mereka miliki adalah tekat yang kuat untuk mencapai tujuannya. Nurdin bertekat untuk terus menjadi Ketua PSSI walau prestasinya tak ada. Di lain pihak Noordin mempunyai tekat untuk merubah kehidupan menjadi lebih baik. Namun berbeda dengan Nurdin, Noordin paling tidak telah menunjukkan bukti tekatnya itu. Walau bukti yang ditunjukkan adalah kerusakan, tapi itu adalah sebuah bukti usahanya. Mungkin saya ataupun Anda tak tahu maksud sebenarnya dari tindakan yang Nurdin dan Noordin lakukan. Namun yang pasti kita dapat melihat bahwa mereka mempunyai keteguhan hati untuk mencapai tujuannya. Baik dan buruk itu terserah pandangan masing-masing orang. Yang satu berbicara tanpa bukti, sedangkan yang satu berbicara namun buktinya terlalu ekstrim.

                Sepakbola dan teroris, tak ada benang merah di antara keduanya. Namun akibat yang ditimbulkan terkadang menyusahkan banyak orang, terutama di Indonesia. Sangat susah untuk menangkap Noordin yang juga dalang teroris, namun lebih susah untuk memaksa Nurdin turun dari jabatannya. Haruskah Nurdin berakhir seperti Noordin?
Baca SelengkapnyaNurdin vs Noordin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS