Kasih ibu kepada beta tak terkira sepanjang masa. Hanya memberi, tak
harap kembali. Bagaikan surya menyinari dunia.
Mentari
belum seutuhnya menyingsing, baru semburat sinarnya di ufuk timur. Dalam dingin
kala Subuh mengetuk mata dan telingaku, bukan karena geliat angin di pagi hari
yang coba menyingkap selimutku, juga bukan karena kokok beberapa ayam jago yang
seakan saling bersahutan. Mata dan telingaku yang bawa hatiku terbuka di tiap
pagi. Suara riuh rendah gelas yang beradu, juga air sumur yang berkecipak di
baskom berisi beras. Kulihat di sana, di dapur sederhana itu. Mama, kau sumber
geliat pagi hariku.
Hampir
tak pernah kulihat raut cemberut meski diriku kadang tak menurut. Hampir tak
pernah kudapati langkahmu gontai walau diriku banyak santai. Hampir tak pernah
kutemui sosokmu yang diam karena diriku sering menggumam. Pagi adalah saksi
betapa cekatannnya dirimu membuka hari. Bagiku dua roti tawar berisi meses di
tengahnya serta segelas susu penuh cinta darimu. Sedangkan ayah cukup dengan
sepiring nasi goreng beserta segelas kopi maupun teh hangat. Tak pernah kami
meminta atau menawar. Tapi kami bahagia dengan sambutan sajianmu di hampir tiap
pagi. Mama, kau pembuka tiap hariku.
Teringat
dulu saat diriku masih nakal, meski sekarang sepertinya tak berubah, mama
jarang meluapkan amarahnya. Hanya saat kelewat batas, mama marah. Tapi itupun
tak akan lama, hanya sekelebat lalu lewat. Teringat juga saat aku sakit. Betapa
kurasakan sayang mama yang sangat besar. Cintanya dalam setiap belai dan
usapnya. Teringat juga saat aku mengalami kecelakaan. Mama yang dengan sabar
merawatku, mengobati, dan juga mengganti perbanku. Kini, mungkin mama belum
bangga akan diriku, belum menemukan apa yang diinginkan dariku. Tapi aku yakin
mama akan tersenyum karenaku saat momen indah itu tiba. Mama, kau semangat
untuk setiap hariku.
Waktu
kian cepat berlalu, bulan dan tahun berputar tanpa kenal lelah. Sosokmu kian
berubah, tenagamu kian melemah. Aku tahu dan aku paham, aku yang kini
satu-satunya yang kau harap. Tiap hari doa tak pernah berhenti untukmu. Tiap hari
aku selalu berharap senyum darimu. Tiap hari aku berusaha bawamu ke tempat
tertinggi bahagiamu. Hari ini Hari Ibu, tapi bagiku tiap hari adalah Hari Ibu.
Hari-hariku dalam peluk sayangmu, hari-hari dalam samudera cintamu. Aku sadar
semua pengorbananmu saat kubaca sebuah kalimat “Pekerjaan yang paling berharga
adalah menjadi seorang ibu, karena dibayar dengan cinta”. Mama, dengan waktu
yang semakin berkurang aku ingin sampaikan cintaku untukmu. Cinta yang mungkin
tak sanggup mengganti semua yang kau curahkan untukku juga keluarga. Mama,
maafkan aku untuk salahku. Sayangku untukmu. Mama, you’re my everything.