RSS

Sistem kadang berjalan apa adanya, kita tak pernah terpikir untuk mengubahnya. Sistem adalah sesuatu yang membantu, pembantu yang berkuasa. Dunia adalah sistem itu. Sejenak berpikir kritis, dunia yang kelam perlahan beranjak estetis.

Ketika Debu Pun Menjauh

                
                Terkadang hal seperti ini selalu datang. Saat dimana orang-orang di sekitar menganggap remeh diriku. Aku mungkin tak dapat mendengar semua yang mereka ucapkan, tapi sedikit aku tahu yang mereka pikirkan. Perlahan mereka menjauh, perlahan mereka mengeluh, perlahan debu pun menjauh.
                Suatu waktu aku berdiri di depan mereka. Aku coba menjadi pelayan yang baik untuk mereka. Kucoba memberikan apa yang mereka pinta. Kucoba dengan sekuat hati. Namun yang kurasa mereka memandangku sebelah mata. Otoriter, begitu katanya. Egois, juga katanya. Terlalu memaksa, itu pula yang dikatakannya, bahkan mereka.
            Mungkin di saat seperti itu aku terlihat konyol, satu di antara mereka. Tapi yang tak mereka tahu bahwa aku terus mencoba melayani mereka. Mereka yang penuh dengan permintaan, mereka yang penuh dengan prasangka, dan mereka yang penuh dengan perasaan.
            Ketika debu pun menjauh, aku hanya bisa terdiam. Apakah langkahku salah? Apakah tempatku tak tepat? Apakah hidupku ini tak berarti? Kesendirian ini memaksaku menepi, memaksaku untuk mencerna jalan hidupku kembali. Mereka menjauh, bahkan debu pun menjauh. Seakan aku tak dihargai, seakan mereka paling berarti.
          Kini aku hanya ingin membebaskan diri. Melepaskan diri dari prasangka mereka. Prasangka dan persepsi akan membunuh kita jika tak disertai bukti. Kini aku hanya ingin berpikir apa arti hadirku. Apakah aku tak diinginkan? Ataukah aku memang bukan untuk mereka?
                Kesendirian tak selalu menyakitkan. Ada waktu dimana kita dapat merenung tentang diri kita. Sendiri tak selalu berarti tak ada siapapun yang menemani. Masih ada Allah yang selalu menemani, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Waktu yang tersisa ini mungkin adalah waktu yang tepat untuk mulai mengubah prasangka mereka. Aku bukanlah apa yang mereka pikir. Ketika mereka menjauh, ketika debu pun menjauh, prasangka mereka bukanlah kenyataan.

Kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapapun tentang kenyataan
-Pramoedya Ananta Toer-
Baca SelengkapnyaKetika Debu Pun Menjauh

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Random

Suatu sore, galau. Udah niat mau telepon Fai, tapi tak putus karena suatu hal. Dan mendadak dia sms:

"Entah kebaca di mana tiba-tiba inget:
Aku seharusnya bersyukur hanya kehilangan orang yang tidak benar-benar mencintaiku, dia yang harusnya bersedih karena kehilangan orang yang benar-benar mencintainya.
Haha ojo galau neh yo mbak"

Sedikit mengobati, makasih Fai :)
Baca SelengkapnyaRandom

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

End

Sekarang lagi dalam edisi patah hati, sakit hati, dan apapun sinonimnya. Bingung mau meluapkan ke mana, akhirnya cuma memberanikan diri nulis di sini.

Alasan kenapa patah hati nggak perlu diceritakan lah ya. Nangis? Air mata udah sampe tumpeh-tumpeh. Cerita dengan orang terdekat itu udah pasti. Hampir semuanya bilang, "ikhlasin ya, nanti pasti dapet yang lebih baik kok". Waktu dikasih nasehat saya cuma manggut-manggut aja. Tapi, untuk bisa ikhlas itu sulitnya luar biasa.

Saya ngadu, saya cerita semua yang saya rasakan ke Allah. Hal yang paling utama saya minta adalah supaya dikasih keikhlasan. Saya nggak mau punya dendam sama orang. Saya nggak mau benci sama orang. Saya nggak mau punya musuh. Tapi tetep sampe sekarang belum bisa mengikhlaskan semuanya.

Yang jadi pertanyaan adalah apakah semuanya akan sembuh seiring berjalannya waktu?
Will time heals everything? Heals my pain? :)))

Pernah saya berprasangka buruk. Jangan-jangan Allah memang tidak mengabulkan doa saya. Lalu Mona ngasih tau, cara Allah menjawab doa hambanya:
  1. Yes (langsung dikabulkan)
  2. Yes, but not now
  3. I have a better plan for you
Dan saya pikir poin nomer 3 itu yang lagi ditunjukkan sama Allah :)

Tontun juga bilang:
"Yang bisa tenangkan dirimu ya cuma kamu sendiri. Emotion gets in you. You're unable to do anything logical. Calm yourself down."
Jadi emang semuanya dimulai dari diri sendiri. Masalah nggak cuma sekali ini aja dateng, sekarang saya lagi dilatih untuk sabar dan manajemen emosi. Mulai berpikir masa depan yang masih panjang, masa depan yang indah. Ditambah lagi I'm not alone. Masih ada sahabat-sahabat, Ditun, Enji, Pepi, Kalih, Fai, Danni, Tontun, Azhari, dan temen-temen lain. Berharap banget hubungan pertemanan dengannya bakal tetap terjalin sangat baik ke depannya, jadi partner KP, dan mungkin partner TA :)
Baca SelengkapnyaEnd

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS