Di zaman yang semakin modern ini, mobilisasi yang tinggi sangat dibutuhkan. Selain karena persaingan individu yang semakin ketat, juga dikarenakan perubahan lingkungan yang menuntut manusia harus serba bisa. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan tentu akan membutuhkan energi yang memadai sebagai pendukung. Di sisi lain, kegiatan yang semakin banyak akan menghasilkan keringat yang banyak pula. Sudahkah Anda mengenal keringat? Mengapa keringat di ketiak lebih bau? Ini penjelasannya.
APA ITU KERINGAT?
Keringat yang
juga kita kenal sebagai Perspiration, merupakan sebuah proses biologis yang
normal dan sehat pada tubuh kita. Secara
harfiah diterjemahkan sebagai cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
Sudoriferous (kelenjar keringat). Seluruh manusia sudah mulai berkeringat sejak
mereka berusia beberapa bulan. Adapun bau badan yang dihasilkan dari keringat,
umumnya baru terjadi setelah manusia mencapai usia puber. Perkembangan dunia
modern, beragam produsen menciptakan antiperspirant untuk mengatasi masalah ini
dan menunjang gaya hidup manusia yang semakin efisien, modern, dan
dinamis.
MENGAPA KITA BERKERINGAT?
Banyak faktor
yang membuat kita berkeringat. Penyebab paling umum adalah kenaikan suhu tubuh
kita karena faktor lingkungan atau selama berolahraga. Terkadang, kenaikan
suhu tubuh juga dikarenakan faktor hormonal dan tingkat stres. Produksi hormon
Adrenalin memacu tubuh untuk berkeringat. Di saat kondisi tubuh kita kurang
sehat, anti-bodi yang berperan melawan infeksi juga meningkatkan suhu tubuh.
Ketika suhu
tubuh meningkat, keringat yang dihasilkan sebagai cara alami tubuh untuk
menurunkan suhu. Proses ini juga dikenal dengan istilah
"Thermoregulation". Pada saat keringat menguap dari kulit terjadi
penurunan suhu tubuh.
PENYEBAB KERINGAT
Beberapa pemicu
keringat antara lain adalah kegiatan fisik yang intensif dan keadaan ruangan
yang bertemperatur tinggi. Ketika hal-hal ini terjadi, otak kita mengirim
sinyal ke kelenjar keringat untuk mulai berkeringat untuk menurunkan suhu tubuh
kita. Pemicu lainnya adalah perubahan emosi, makanan pedas dan panas, perubahan
hormonal, dan infeksi.
Stres dan
khawatir adalah emosi yang umumnya memicu proses berkeringat. Perasaan ini
memicu produksi hormon Adrenalin dalam persiapan menghadapi hal yang telah
diharapkan dan keringat adalah efek samping yang normal.
Keringat yang
dihasilkan pada saat kita makan terjadi karena meningkatnya metabolisme tubuh
kita seiring dengan proses pencernaan makanan. Makanan pedas, secara khusus,
menyebabkan keringat muncul di bagian-bagian tubuh seperti wajah, leher, dan
dahi. Ini dikarenakan makanan pedas mengandung Capsaicin yang memicu aktifnya
sensor panas dalam mulut kita. Tubuh kita mengartikannya sebagai kenaikan suhu
dan berusaha menurunkannya dengan berkeringat.
Ketidakseimbangan hormon pada fase tertentu hidup kita, misalnya pubertas atau
menopause, juga menimbulkan pola berkeringat yang tidak normal.
DI MANA KITA BERKERINGAT?
Banyak orang
menghubungkan berkeringat dengan ketiak. Pada kenyataannya, keringat di area
tersebut hanya mengambil 1% dari total keringat yang dihasilkan tubuh kita.
Akan tetapi ketiak adalah daerah dimana panas terjebak dan memperlambat proses
penguapan, sehingga menyebabkan rasa basah pada daerah ini dan bahkan dapat
menyebabkan noda pada pakaian.
Keringat
dihasilkan oleh 2 kelenjar utama: Apocrine dan Eccrine. Kelenjar Apocrine
terletak di area ketiak kita, sangat dekat dengan akar rambut ketiak. Kelenjar
ini aktif ketika kita sedang berolahraga dan merasakan emosi yang kuat seperti
stres dan khawatir, dan menghasilkan keringat yang kaya akan protein dan lemak.
Kelenjar
Eccrine terletak di hampir seluruh lapisan kulit kita dan menghasilkan keringat
yang mengandung 99% unsur air. Kelenjar ini berperan dalam proses
Thermaregulation dan bekerja aktif untuk menurunkan suhu tubuh. Kelenjar ini
lebih aktif di area wajah, kepala, tangan dan kaki.
Sumber / info lebih lanjut: Fakta Unik Keringat yang Belum Banyak Diketahui