Mungkin saat itu aku tak tahu apa yang kau rasa. Aku juga tak paham apa yang kau mau. Walau aku sahabatmu, tapi entah kenapa masih ada hal yang tak aku tahu. Ya, seperti hatimu itu. Andai aku dapat memutar waktu, akan kuputar waktu agar hal itu tak terjadi. Hal yang sedikit membuatmu kecewa kepadaku. Hanya maaf yang dapat aku ucapkan.
Masih kuingat saat awal aku melihatmu. Tak pernah kusangka kau akan jadi sahabatku. Saat itu kau nampak tak jauh beda dengan teman-teman yang lain. Kau tak ubahnya seperti teman yang aku tahu namanya lalu lupa di keesokan hari. Saat itu aku hanya melihatmu sama dengan yang lain. Di depan kelas di kala siang, saat kau asyik bercanda dengan yang lain. Aku hanya melihatmu dan bertanya kepada temanku, “Namanya siapa?”. Hanya itu. Hanya itu hal yang mungkin jadi awal kenapa semua bisa berubah. Waktu itu mungkin aku hanya tahu namamu, tapi aku tak mengenalmu. Memang, kau seperti yang lain.
Hari berganti hari, saat minggu pun enggan berhenti. Sedikit demi sedikit aku mulai tahu siapa dirimu. Bisa dibilang kau tenar di kelas. Tapi saat itu entah kenapa aku sedikit tak suka kepadamu. Mungkin hanya keirianku saja atau hanya pemikiran salah tentangmu. Hari terus berganti dan aku mulai sering mengobrol denganmu. Mulai dari hal kecil hingga hal tak penting pun kadang jadi bahan obrolan. Entah apapun itu.
Keluh kesah sering kau ungkapkan padaku. Canda tawa kerap mengalir di sisi sang waktu. Kau yang dulunya hanya biasa. Kini telah menjadi sahabat luar biasa. My sweet friend. So difficult to find person like you. Tapi bagaimanapun sahabat kadang tak lepas dari perselisihan. Perselisihan yang kadang munculkan jarak di antara kita. Ingatkah dulu kita pernah tak saling bicara selama beberapa hari? Saat itu aku hanya ingin tahu bagaimana perasaanmu, dan akhirnya aku pun menyesal. Aku tak sanggup melihatmu sedih. Aku tak ingin hatimu muram seperti saat ini. Lebih baik kau tahu semuanya tanpa aku beri tahu daripada aku sedih karena melihatmu sedih.
Kini kau sedikit marah padaku. Maaf yang hanya bisa kukatakan. Tapi karena hal ini, akhirnya aku tahu satu lagi hal lain yang tersembunyi darimu. Akan kucoba lebih mengerti arti sahabat. Akan kupahami apa yang tak kutahu darimu. Aku salah dan aku minta maaf. I hope we can smile together again. Use our wings to fly come to the friendship’s shine. You, my sweet friend forever.