RSS

Sistem kadang berjalan apa adanya, kita tak pernah terpikir untuk mengubahnya. Sistem adalah sesuatu yang membantu, pembantu yang berkuasa. Dunia adalah sistem itu. Sejenak berpikir kritis, dunia yang kelam perlahan beranjak estetis.

Bahagia Itu Sederhana: Meluncur Turun

                
                 Hari Ahad pagi, tepatnya 13 Oktober 2013, adalah hari yang mungkin telah lama ditunggu kedatangannya. Bukan karena ada hadiah jatuh dari langit, bukan karena ada orang spesial, juga bukan karena aku bisa tidur seharian. Hari tersebut adalah hari dimana target atau impian akan dicoba untuk diraih. Bukan impian yang terlalu “wah”, hanya impian kecil demi kesehatan, bersepeda (gO_Owess) dari Kota Jogja menuju Universitas Islam Indonesia (UII) Jalan Kaliurang KM 14,5. Ini adalah target kedua, setelah beberapa bulan sebelumnya gO_Owess menuju Prambanan dengan jarak tempuh total sekitar 40 KM.
             Pagi itu suasana sangat cerah. Perjalanan dimulai dari titik 0 Kota Jogja menuju Timoho. Selanjutnya gO_Owess dilanjutkan menuju Masjid Kampus UGM untuk beristirahat dan berdoa meminta kekuatan dari Sang Pencipta. Kira-kira pukul 09.00 perjalanan menuju UII dilanjutkan. Walaupun jarak tempuh total gO_Owess kali ini hampir sama dengan target gO_Owess pertama, namun medan yang menanjak menjadikannya tantangan tersendiri. Kota Jogja mempunyai ketinggian sekitar 114 m dpl, sedangkan UII mempunyai ketinggian sekitar 350 m dpl. Dapat dibayangkan seberapa menanjak perjalanan yang ditempuh.
                Beberapa kilometer ditempuh, jalan masih cukup landai. Namun, mulai KM 7 jalan mulai menunjukkan peningkatan kemiringan yang cukup signifikan. Kecepatan kayuh dan rotasi pedal mulai menurun. Gear mulai dialihkan ke posisi kecil, napas mulai terengah-engah. Tercatat dua kali istirahat dilakukan untuk sekedar mengisi tenaga dan melemaskan otot kaki yang terisi asam laktat. Perjalanan menanjak laksana perjalanan dalam kehidupan.
                Kehidupan ini laksana bersepeda. Perjalanan menanjak ini seperti kehidupan setiap manusia. Mungkin pada awalnya terasa biasa saja, terasa tak ada beban dan cobaan. Namun, seiring waktu berlalu, perjalanan hidup akan semakin berat dan penuh cobaan.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah 2:214)

                Perjalanan gO_Owess yang menanjak pastinya terasa sangat berat, apalagi kaki sudah terasa panas karena asam laktat yang kian menumpuk. Akan tetapi dengan keyakinan bahwa pertolongan Allah itu amat dekat, perjalanan ini pasti akan menemui hasil yang indah. Kayuh, kayuh, dan kayuh, hingga gerbang UII terlihat di depan mata. Sebuah kebahagiaan dan kebanggaan dapat menaklukkan UII yang berada di “khayangan” dengan gO_Owess.
                Kenikmatan memang harusnya dinikmati. Kenikmatan di puncak ini cukup dinikmati untuk sesaat karena tak ada kenikmatan dunia yang abadi. Setelah perjalanan menanjak yang berat, akhirnya ditemui sebuah puncak penuh nikmat, dan kemudian setiap orang harus meluncur kembali ke bawah untuk mulai perjalanan menanjak yang lain. Ya, gO_Owess ini dilanjutkan dengan meluncur turun kembali ke Kota Jogja.
                Bahagia itu sederhana, meluncur turun. Sebuah bayaran yang mahal untuk gO_Owess menuju “khayangan” yaitu meluncur turun tanpa mengayuh sepeda. Semilirnya angin serta pemandangan yang indah menambah kebahagiaan saat meluncur turun. Namun, kebahagiaan juga merupakan sebuah cobaan dari Sang Pencipta karena jika terlena, justru celaka yang ditemui.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Al Anbiyaa’ 21:35)

              Perjalanan gO_Owess menuju UII ini mungkin dapat menjadi analogi sederhana dari perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Jalan menanjak, mencapai puncak, kemudian kembali ke bawah untuk memulai perjalanan menanjak yang baru. Kehidupan tak ubahnya sebagai tempat belajar umat manusia. Belajar untuk terus menjadi yang terbaik di hadapan Sang Pencipta. Belajar melalui cobaan-cobaan yang diberikan-Nya hingga suatu saat tiba pada kebahagiaan, yaitu meluncur turun.
               Target kedua telah tercapai. Kebanggaan ada di dalam diri, namun harus aku redam karena perjalanan yang lain masih menanti. Setelah Prambanan dan UII ditaklukkan, target berikutnya adalah Pantai Selatan dengan jarak sekitar 30 KM dan Solo dengan jarak sekitar 60 KM. Apakah target ini akan tercapai? Lihat saja nanti. Pertolongan Allah itu amat dekat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment