© |
Jalan-jalan sore sendirian memang
cara paling asyik memecah suntuk. Apalagi setelah hujan reda, aroma petrichor yang khas cukup ampuh membuka
memori lama. Cuci mata keliling kompleks, lirik kanan-kiri mengamati sekitar.
Tunggu dulu, di ujung sana tampak seseorang yang kukenal berjalan mendekat. Ya,
aku sangat mengenalnya. Tapi, kenapa dia tiba-tiba berbalik arah? Apakah ada
yang ketinggalan? Atau dia menghindariku? Ah, tak mungkin dia menghindar. Tapi
kalau benar dia menghindariku, karena apa? Hmm, mungkin 5 alasan ini jawaban kenapa
dia--atau seseorang yang lain--menghindari pertemuan denganku.
MALU
Rasa malu bisa muncul karena
banyak sebab, salah satunya adalah ketahuan pernah melakukan kesalahan atau hal
yang tak tepat. Mungkin itu adalah kesalahan kecil, tapi bagi beberapa orang,
itu adalah masalah besar, seperti diingatkan oleh gebetan tentang sisa nasi
yang menempel di pipi, kepeleset di depan kelas, kesandung saat sedang memimpin
upacara, atau salah menggandeng tangan orang.
Ah, kalau dia menghindariku
karena malu, apa yang pernah dia lakukan? Apa dia pernah melakukan hal aneh di
depanku?
TAKUT
Ketakutan saat bertemu seseorang,
itu sering aku alami, terutama bertemu orang yang baru dikenal. Bisa saja dia
galak, bisa saja dia judes, bisa saja dia emosional, bisa saja yang lain, itu
beberapa yang terkadang aku takutkan. Tapi ketakutan terbesar adalah saat aku
punya kesalahan kepada orang lain dan belum minta maaf. Mau bertemu orang itu
rasanya panas-dingin, pikiran tak bisa fokus, dan badan gemetaran, persis saat
mau bertemu dosen pembimbing. Mau tak mau, harus dipaksakan bertemu. Atau jika
masih tak mampu bertemu, ya menghindar saja.
Tunggu, apa dia menghindariku
karena kesalahannya waktu itu? Tapi kan dia sudah minta maaf.
BENCI
Benci tapi rindu? Bukan. Ini
bukan tentang lagu. Orang yang benci denganku terkadang menghindariku. Benci
itu banyak sebabnya. Bisa karena iri dengan prestasi, kesalahan berat di masa
lalu, atau bisa juga karena persaingan (bisnis, asmara, atau akademik). Walau
aku tak tahu alasan pastinya, tapi aku yakin setiap orang punya haters. Dan karena benci jugalah,
terkadang seseorang tak mau melihat wajah orang yang dibencinya, walau cuma
sebutir jerawat di pipi. Bahkan, mendengar atau menyebut namanya adalah hal yang
jijik.
Maybe you hate him/her, but don’t be a hater.
Jangan-jangan dia menghindariku
karena kebenciannya padaku? Tapi benci karena apa?
TIDAK TAHU (TIDAK KENAL)
Ini sering terjadi. Pernah aku
tanya kepada teman, “Kok kemarin aku sapa, kamu diam saja?”. Dia menjawab, “Oh
maaf, kemarin aku nggak tahu ada kamu.”. Ya, dia menghindar bisa jadi karena
tak tahu kehadiranku. Bisa juga karena dia lupa pernah bertemu denganku. Nah
dalam kasus ini, aku sok PD karena
menganggap dia kenal aku, padahal dia bingung dan bertanya “Maaf, Anda siapa?”. Alasan kenapa terkadang orang menghindar saat akan berpapasan dengan kita,
yaitu mungkin dia memang tak tahu kehadiran kita.
Eitss, jangan-jangan dia
menghindar karena tak mengenal aku? Eh, tapi kan dia temanku. Apa aku salah
orang?
CINTA
Jangan salah, orang yang jatuh
cinta terkadang akan menghindari perjumpaan dengan pujaan hatinya. Bisa karena
dia tak mau terlalu jatuh ke dalam cinta (menjaga hati), atau bisa juga karena
dia menghindari salah tingkah. Tahu lah, orang yang jatuh cinta susah
mengendalikan perasaan, logika, serta tindakannya. Cara untuk menghindari itu
semua ya menghindari objeknya.
Hmm, apa dia menghindar karena
jatuh cinta padaku? Ah, entahlah.
Selain 5 hal di atas, masih
banyak sebab kenapa seseorang menghindari kita. Bisa karena dia kelupaan
sesuatu sehingga harus berbalik, bisa karena pikirannya sedang kusut, atau bisa
juga karena dia sedang punya urusan penting. Apapun itu, ada satu hal yang tak
boleh kita hindari. Apa itu? Siapa itu?
SANG PENCIPTA. Walau kita malu,
takut, benci, tidak kenal, atau cinta, kita tak boleh menghindari-Nya. Kita
justru harus mendekat, menyapa, dan melakukan segala yang diperintahkan-Nya,
supaya Dia juga dekat dengan kita. Dan percayalah, semua perasaan itu hanya
akan tersisa satu, yaitu cinta. Cinta karena-Nya.
Jadi,
sebenarnya apa yang membuatnya menghindariku? Ah, aku akan coba bertanya
padanya. Semoga dia menjawab, “Karena cinta.” #Eh