RSS

Sistem kadang berjalan apa adanya, kita tak pernah terpikir untuk mengubahnya. Sistem adalah sesuatu yang membantu, pembantu yang berkuasa. Dunia adalah sistem itu. Sejenak berpikir kritis, dunia yang kelam perlahan beranjak estetis.

Nostalgia 7 Tahun Lalu di Pusat Kota


       Yogyakarta, kota kecil yang mempunyai daya tarik tersendiri di mata para wisatawan. Kalau berbicara tentang Yogyakarta, orang awam akan menerka bahwa pusat/tengah kotanya berada di kawasan Malioboro. Memang benar, titik nol kilometer berada di kawasan Malioboro. Tepatnya di perempatan kantor pos besar Yogyakarta. Teringat tujuh tahun lalu, setiap hari saya beraktivitas di lingkup tengah kota karena saya bersekolah di SMP 2 Yogyakarta. Banyak suka duka yang saya alami ketika bersekolah disana.
       Sukanya adalah karena di pusat kota, relatif dekat untuk mencapai tempat-tempat strategis yang dulu. Dan sekolah saya SMP 2 dekat dengan Malioboro, Kantor Pos Besar, Bank Indonesia, Pasar Bringharjo, Shopping, dan Taman Pintar. Seperti dulu ketika sekolah pulang cepat, saya memanfaatkan waktu untuk bermain di sekitar Malioboro. Cukup dengan berjalan kaki dan dalam waktu yang singkat, saya sudah bisa sampai di Malioboro. Walaupun sebenarnya yang saya dan teman-teman lakukan hanyalah hal yang tidak penting. Sekedar windows shopping, lalu membeli es krim di restoran cepat saji. Kalau tidak ke Malioboro, tujuan yang lain adalah menuju Pasar Bringharjo. Dulu ketika SMP, sering ada tugas PKK untuk membuat bunga dari sedotan dan tugas menyulam. Kami bisa mudah mendapatkan bahan-bahannya hanya dengan mengunjungi Pasar Bringharjo.
       Sementara dukanya adalah......................
       Seperti sekarang ketika marak demo tentang kenaikan BBM. Para aktivis atau mahasiswa yang melakukan demo pasti akan memilih tempat yang strategis. Dan titik nol kilometer adalah tempat yang mereka pilih. Alhasil lalu lintas menjadi tidak lancar dan macet. Bus-bus menjadi lambat dan sering mengalihkan jalur seenaknya (saya dulu pulang sekolah naik bis). Kadang kalau tidak dapat bis, saya harus pulang jalan kaki. Lumayan menguras keringat berjalan satu kilometer. Belum lagi ketika “Sekaten” sedang berlangsung. Kawasan Alun-Alun Utara dipadati oleh pengunjung yang berjubel. Hal tersebut juga menyulitkan saya untuk pulang. Sekitar jam 5 sore, pasti jalan menuju Alun-Alun Utara sudah ditutup. Padahal karena aktivitas di SMP, saya harus pulang sore. Alhasil saya tidak bisa pulang naik bus juga dan harus berjalan kaki :(
       Nostalgia 7 tahun yang lalu, mengingatkan ada sisi “rekoso” dalam kehidupan saya. Mungkin kelak akan menjadi pengalaman yang menggelikan untuk dikenang. ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment