RSS

Sistem kadang berjalan apa adanya, kita tak pernah terpikir untuk mengubahnya. Sistem adalah sesuatu yang membantu, pembantu yang berkuasa. Dunia adalah sistem itu. Sejenak berpikir kritis, dunia yang kelam perlahan beranjak estetis.

Kakimu Itu Harus Dijaga

© @fbi_1412
Saat itu Ahad pagi, waktu yang tepat untuk berolahraga. Begitu banyak pilihan olahraga yang bisa dilakukan, aku pilih bersepeda. Kenapa? Karena olahraga ini bisa melatih kekuatan kaki dan napas, serta bisa melihat pemandangan sekitar anugerah Sang Pencipta. Tak hanya landscape, keunikan interaksi dan aktivitas antarmanusia bisa tertangkap oleh mata selama bersepeda.

Bersepeda hari itu mengingatkanku tentang bersepeda jarak jauh (Long Distance Ride/LDR) yang pernah aku dan beberapa temanku lakukan ke Solo. Jarak Jogja-Solo sejauh 60 KM dilahap selama 6 jam bersepeda. Juga mengingatkanku tentang sekelompok goweser yang menempuh perjalanan Jogja-Kebumen selama lebih-kurang 9 jam.

Perjalanan jauh dengan sepeda? Mungkin ini adalah hal konyol bagi sebagian orang. Tapi, ini adalah hal menyenangkan bagi para pelaku. Keindahan alam serta nikmatnya bersyukur bisa dinikmati selama perjalanan jarak jauh ini. Kenikmatan ini pun pasti bisa dinikmati oleh mereka yang setiap hari menggunakan sepeda sebagai moda transportasi. Tapi, bersepeda jangan dijadikan sebagai ajang unjuk gigi. Jangan jadikan bersepeda sebagai media pamer seberapa jauh jarak yang ditempuh, juga seberapa keren tempat yang dituju.

Kakimu itu harus dijaga, jangan jumawa jika belum terbiasa. Bagi goweser yang baru mulai suka bersepeda, mulailah dengan jarak pendek, jangan langsung LDR. Jarak tempuh yang disarankan untuk olahraga yang bersifat kebugaran adalah di bawah 20 KM, dianjurkan untuk latihan rutin untuk menjaga stamina sejauh 15 KM saja dan dilakukan tidak lebih dari 3 kali sepekan[1]. Jangan melakukan latihan yang bersifat berlebihan, overdossis yang mengakibatkan kelelahan yang sangat. Jika dirasa tubuh sudah terbiasa, jarak tempuh bisa ditingkatkan menjadi 40 KM sekali jalan, karena ini adalah jarak tempuh ideal untuk berolahraga. Yang penting, sesuaikan dengan kemampuan tubuh. Jangan sampai niatnya olahraga, justru setelahnya malah teler tak berdaya.

Kakimu itu harus dijaga, juga hati dan niat awal bersepeda. Bersepeda itu media berolahraga, bukan media pamer kekuatan raga. Jika bukan atlet, tak perlu ngebut dalam bersepeda, kecuali memang diburu keperluan mendesak. Santai saja, kayuh pedal dan rasakan angin. Kayuh dengan kecepatan 10-20 KM/jam atau ritme 1-2 rotasi/detik (gear 4-5). Jika ingin menaikkan kecepatan ritme, lakukan latihan tempo satu hari dalam sepekan. Di sinilah kecepatan rata-rata pada kecepatan akan lebih cepat dan semakin cepat, namun tidak secepat sebuah sprint. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kecepatan yang konstan dan ringan dalam beberapa mil pada interval waktu tertentu[2]. Jangan kayuh hingga ngos-ngosan dan kepayahan. Kita bersepeda untuk olahraga, bukan menyiksa tubuh kan? Yang tak kalah penting, posisi sadel harus lebih tinggi dari handlebar. Ini akan membuat kaki bisa direntangkan lurus saat mengayuh dan tidak cepat lelah. Posisi sadel yang tepat juga akan menghindarkan nyeri pada punggung bawah dan bahu[3].

Kakimu itu harus dijaga, juga tingkah laku di jalan raya. Mentang-mentang bersepeda tak perlu Surat Izin Mengemudi (SIM), bukan berarti bersepeda bisa seenak hati. Saat bersepeda di jalan raya, wajib mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan tata tertib yang berlaku. Bersepeda di sisi kiri jalan dan jangan pernah melawan arus, serta jangan keluar dari jalur. Sadari bahwa semua pengguna jalan raya memiliki kedudukan yang sama[4]. Jangan sok jadi penguasa jalan, yang bercanda sambil jalan, apalagi sambil selfie tak lihat jalan. Jangan bersepeda menutupi jalan, orang lain juga punya hak untuk memakai jalan. Yang penting, hati-hati saat bersepeda, karena celaka tak bisa direncana.

Sebuah kelancangan jika aku ingin mengubah pribadi orang lain. Tapi bukan sebuah kelancangan jika itu adalah pandangan tentang fenomena sehari-hari. Hei goweser, kakimu itu harus dijaga. Terlalu sia-sia jika kayuhan kakimu hanya untuk pamer belaka. Nikmatilah suasana saat bersepeda, bersyukur atas sehat yang diterima. Hei para lelaki, janganlah minder. Tak selamanya pangeran itu berkuda, ada juga yang bersepeda.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment