RSS

Sistem kadang berjalan apa adanya, kita tak pernah terpikir untuk mengubahnya. Sistem adalah sesuatu yang membantu, pembantu yang berkuasa. Dunia adalah sistem itu. Sejenak berpikir kritis, dunia yang kelam perlahan beranjak estetis.

Tetes Air Surga

        Alkisah hiduplah seorang laki-laki tua dan seorang anaknya. Pada suatu hari mereka melakukan perjalanan melewati sebuah gurun pasir yang sangat tandus. Perbekalan yang mereka bawa hanya tersisa satu botol air. Telah tiga hari mereka berjalan, namun tujuan mereka masih seperempatnya. Dengan tertatih mereka menembus gurun tersebut. Sang anak yang berumur delapan tahun tak kehilangan semangat anak-anaknya yang menyala. Anak itu sangatlah kuat, tegar, dan mempesona. Setidaknya itu yang nampak dari fisik laki-lakinya.

            Sedang asyiknya mereka berjalan, nampaklah dari jauh seorang kakek tua dengan wajah lusuh. Dia duduk dengan bersandar kepada sebuah batu besar. Dia sangatlah kehausan. Bekal yang dibawanya hilang tersapu badai pasir. Semangatnya telah hilang. Yang diharapkan tak kunjung datang. Sebenarnya kota yang dituju telah terlihat samar-samar. Itu tandanya tujuan telah dekat. Namun karena kehausan, semua itu sama saja dengan harapan kosong. Kakek tua itu tak mampu berjalan.

            Perlahan tapi pasti, laki-laki tua dan anaknya mendekati kakek tua itu. Sebagai manusia yang punya hati, mereka tentu merasa iba. Namun dengan perbekalan ynag hanya tersisa sebotol air, sangat berat rasanya untuk menolong kakek itu. Sang anak bersikeras menolong, namun sang ayah melarang karena mempertimbangkan apa yang mungkin bisa terjadi. Akhirnya dengan terpaksa mereka meninggalkan kakek tua itu sendiri.

            Sesaat sebelum mereka pergi, sang anak teringat bahwa di kantongnya ada sebuah botol kecil yang masih terisi beberapa tetes air. Tanpa sepengetahuan ayahnya, anak itu melemparkan botol itu ke tempat sang kakek duduk. Dengan meneteskan air mata, anak itu berdoa semoga kakek itu selamat. Semangatnya tak menyala lagi. Hanya redup terbayang kakek itu.

            Kakek tua itu dengan susah payah meraih botol yang tergeletak di dekatnya. Memang sedikit isinya, hanya beberapa tetes, namun itu cukup untuk mendinginkan hatinya. Beberapa tetes air menyejukkan, tetes air surga. Dia buka tutup botol itu dan berdoa. Dengan yakin, dia meneguk air itu. Tiba-tiba semangatnya seperti terisi kembali. Dengan wajah bahagia, dia melangkah melanjutkan perjalanannya. Dia berdoa semoga anak baik hati dan ayahnya itu selamat sampai tujuan.

            Sedikit hal yang kita berikan kepada dunia mungkin tak berarti di mata kita. Namun dengan keikhlasan dan doa, hal itu akan menjadi hal besar bagi orang lain dan dunia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment