© |
Punya teman dekat itu rasanya
pasti super duper menyenangkan. Sedang sedih atau bahagia, mau badmood ataupun goodmood, selalu ada orang yang bisa diajak ngobrol, bertukar
pikiran. Apalagi jika teman itu sudah dianggap sebagai seseorang yang spesial,
lihat wajahnya dari jauh pun hati sudah terasa adem. Tak berjumpa rasanya
hampa, saat bertemu muka tak bisa berkata-kata. Ah, otak dan hati kadang tidak
sinkron.
Teman dekat atau seseorang yang
spesial, sebut saja “si dia”, terkadang secara sepihak kita klaim sebagai “ini
milikku”. Padahal tak ada batasan seseorang mau berteman dengan siapapun. Pernahkah
ada seseorang yang membicarakan tentang si dia di hadapanmu dan orang itu
tertarik dengan si dia? Apa yang dirasa? Hati terasa sesak? Atau biasa saja? Mungkin
ego ini terlalu besar untuk sekadar berkata “aku tak apa kok”.
Sebenarnya apa sih yang
menyebabkan kita seakan tak rela jika si dia “diambil” oleh orang lain? Ini jawabannya.......
SUKA
Saat kita suka dengan si dia,
seakan setiap waktu ingin selalu bertemu dengannya. Jika ada orang lain yang juga
suka, hati kecil kita seakan tak rela untuk membiarkannya. Seperti saat sedang
kuliah, kita sangat suka untuk duduk di baris ketiga dari depan. Apapun kuliahnya,
pokoknya harus duduk di baris itu. Jika suatu saat ada orang lain yang suka
dengan baris itu dan duduk di sana, ada perasaan tak rela. Ingin sekali
mengusir orang itu, tapi itu bukan bangku milik kita. Pada akhirnya, hanya bisa
bersabar.
Tapi, apakah hanya karena rasa suka
lalu membuat kita egois seperti itu? Tidak. Perasaan tak ingin kehilangan akan
semakin kuat, jika kita telah lama mendapatkan..........
PERHATIAN
Perhatian dari si dia? Iya, tepat
sekali. Si dia yang selalu ada untuk kita, selalu dekat dengan kita, secara tak
langsung akan kita anggap sebagai perhatian. Wajah seriusnya saat mendengarkan
kita bicara dan kebaikan hatinya saat kita mengalami kesusahan, adalah sedikit
bentuk perhatiannya. Lalu ketika ada orang lain yang mendapat perhatian dari si
dia, hati terasa sesak. Rasanya ada yang hilang. Tapi sekali lagi, hanya bisa
bersabar.
Tak hanya perhatian, perasaan tak
ingin kehilangan akan bertambah karena ini...........
INGIN MEMILIKI
Jika merasa suka, maka kita ingin
memilikinya. Jika si dia terus bersama kita, maka perhatiannya tak akan terbagi
dengan orang lain. Seperti saat suka dengan sepatu di toko, kita ingin
memilikinya. Apapun caranya seakan pantas untuk dilakukan. Tapi ketika ada
orang lain yang juga suka dan ingin memiliki sepatu itu, kita tak mungkin untuk
melarangnya. Pada akhirnya, jika tak berhasil memilikinya, kita hanya bisa
bersabar.
Suka dengan si dia dan ingin
mendapat perhatian yang penuh darinya, akan munculkan rasa ingin memiliki. Tapi,
apakah hanya itu? Masih ada, yaitu.........
TAKUT
Takut jika nanti si dia tak
bahagia saat bersama orang lain, takut jika nanti si dia sakit dan tak ada yang
peduli, juga takut nanti si dia jadi kesepian, adalah beberapa perasaan takut
yang mungkin muncul jika si dia “diambil” orang lain. Dengan berkurangnya
frekuensi perjumpaan dengan si dia, kita tak bisa sepenuhnya tahu yang dia
rasakan. Dan pada akhirnya, hati terasa tak tenang.
Setelah 4 hal di atas, ada satu
hal terakhir yang menyebabkan kita tak rela si dia “diambil” orang lain,
yaitu.........
CINTA
Karena cinta, orang akan
berkorban tanpa peduli apa akibatnya. Karena cinta juga, si dia akan lebih
penting daripada diri sendiri. Cinta terkadang hadir dari rasa suka. Cinta hadir
karena perhatian yang tulus dari si dia. Dan jika ada orang bilang “cinta tak
harus memiliki”, itu bohong. Cinta itu harus memiliki, cinta itu harus selalu
dekat dengannya. Jika tak memiliki, bagaimana kita bisa cinta?
Lalu, cinta akan hadir karena
ketakutan kita. Takut jika si dia terjadi apa-apa, takut si dia berduka, juga
takut si dia marah kepada kita. Itulah yang disebut peduli.
Cinta adalah
sesuatu yang alamiah hadir di hati setiap manusia. Tak ada daya untuk
mematikannya. Yang bisa dilakukan hanya menjaga cinta itu supaya tidak merusak
hati. Serahkan saja cinta itu kepada Allah, biarkan Allah yang memeramnya
hingga matang pada waktunya. Dan jika kita tak rela orang lain “mengambil” si
dia dari sisi kita, bersabarlah. Gunung tak akan lari ke mana, jodoh pun tak akan
tertukar dengan orang di samping kita. Ingat, mungkin saja si dia akan pergi
dari kita, tapi Dia Yang Maha Segalanya akan tetap bersama kita.
Tweet |
0 comments:
Post a Comment